5 Tips Manajemen Waktu dalam Islam

5 Tips Manajemen Waktu dalam Islam

Waktu adalah kehidupan yang tidak dapat diulang. Begitu berharganya waktu sampai Allah pun bersumpah demi waktu di dalam Al Qur’an :

Dalam (QS. Al-‘Asr ayat 1-3) Allah berfirman :

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Berikut beberapa tips agar kita sebagai muslim tidak sampai mengalami kerugian waktu yang Allah karuniakah di bumi ini :

1. Hindari kebiasaan menunda-nunda

Sifat suka menunda-nunda tidaklah baik kecuali dalam hal kebaikan. Misalnya menunda pekerjaan atau pertemuan dengan seseorang karena sudah tiba waku shalat. Dalam Sya’ir Arab disebutkan : “Janganlah engkau menunda-nunda amalan hari ini hingga besok. Seandainya besok itu tiba, mungkin saja engkau akan kehilangan.”

2. Dahulukan yang wajib

Allah menyukai hamba-hamba Nya yang bertakwa. Ketakwaan ditandai dengan sikap yang selalu bisa mendahulukan kewajiban. Ketika yang wajib sudah terpenuhi barulah mengerjakan amalan-amalan sunnah lainnya, serta melakukan hal-hal mubah yang mendatangkan kebaikan.

3. Selesaikan pekerjaan tepat waktu

Usahakan tetapkan target kapan kita menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan adanya target waktu, kita akan terpacu untuk menyelesaikannya lebih cepat dan mengurangi kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat yang dapat menganggu pekerjaan kita.

4. Buat to do list

Buatlah batasan waktu pada setiap aktivitas. Misal waktu tidur dari jam berapa hingga berapa, waktu membaca Al Qur’an, waktu olahraga, dan lain sebagainya. Atau bisa juga disebut dengan membuat to do list. Jadi setiap aktivitas yang kita lakukan akan lebih terarah.

5. Tinggalkan aktivitas yang kurang bermanfaat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi)

Hadist tersebut menjelaskan kita sebagai muslim tinggalkanlah hal-hal yang tidak bermanfaat, misal nonton tv, tidur, bermain gadget secara berlebihan.

Jadi, seharusnya kita sebagai muslim bisa mempergunakan waktu dengan baik agar kelak tidak menjadi orang yang merugi.

Karena sesungguhnya, orang yang merugi dapat kehilangan kesempatan untuk menempati surga milik Allah SWT.

Yuk, mulai berubah sekarang. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang beruntung karena dapat memanfaatkan waktu di dunia sebaik mungkin untuk kebahagiaan kita di akhirat kelak.

Mengajar Al Qur’an Hingga ke Luar Negeri

Mengajar Al Qur’an Hingga ke Luar Negeri

Tahukah Anda banyak orang Indonesia yang berprestasi di luar negeri dalam hal mengajar Al Qur’an. Salah satunya adalah Nabilah Abdul Rahim Binti Bayan. Orang Indonesia yang menjadi pengajar Al Qur’an di tanah haram, Makkah.

Jika tidak bertemu secara langsung atau melihat foto wajahnya, mungkin tidak ada yang menyangka bahwa pembimbing hafalan Al Qur’an untuk putri Imam Besar Masjidil Haram ternyata orang Indonesia.

Nabilah Abdul Rahim Binti Bayan, Ia lahir di Makkah pada tanggal 15 April 1992. Sejak usia 4 tahun, Nabilah memang sudah dibimbing oleh orang tuanya untuk menghafal Al Qur’an sehingga pada umur 17 tahun, ia sudah hafal Al Qur’an 30 juz secara lengkap dan tartil.

Beruntunglah Nabilah memiliki orang tua dan lingkungan yang suportif untuk menjadikannya seorang Hafidzah. Karena bagaimana orang tua mendidik, begitu pula seorang anak akan tumbuh dan berkembang.

Nabilah kecil dibesarkan dalam lingkungan oang-orang yang mencintai Al Qur’an, ketika dewasa ia menyelesaikan pendidikan S1 nya di Universitas Ummul Qura Makkah. Setelah lulus, Nabilah mulai berdakwah dengan mengajar Al Qur’an di sebuah lembaga tahfidz Al Qur’an. Di sanalah, ia membimbing putri Imam Masjidil Haram Syekh Mahir al-Muaiqily.

Awalnya, Nabilah tidak mengetahui, jika salah satu peserta didiknya adalah seorang putri dari Imam Masjidil Haram.

“Ketika saya tahu, wah masyaallah, bener nih anak imam masjidil haram,” kata Nabilah dengan bahasa Indonesia meskipun dalam kesehariannya ia lebih banyak memakai bahasa Arab.

Kini Nabilah telah pulang dan menetap di Indonesia. Ia melihat begitu besar antusiasme anak-anak untuk menghafal Al Qur’an. Ia pun mengajar Al Qur’an di berbagai lembaga tahfidz di Indonesia. Ia berharap, masyarakat Indonesia lebih mencintai Al Qur’an, sehingga kelak Al Qur’an bisa menjadi syafaat di akhirat nanti.

Makin banyaknya anak-anak Indonesia yang menjadi penghafal Al Qur’an, akan makin berkah negeri ini dan Allah jaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Seperti halnya juga pembelajaran tahsin bersama Metode Azka dimana para pesertanya tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga ada yang berasal dari negara tetangga seperti Malaysia. Jarak dan waktu bisa disatukan dengan pembelajaran online via zoom meeting.

Jadi, tidak ada lagi yang akan menghalangi kita untuk belajar Al Qur’an, kita bisa belajar kapanpun dan dari manapun. Asal ada kemauan, insya Allah disitu akan ada jalan.

 

Tahsin Online Bersama Metode Azka

Tahsin Online Bersama Metode Azka

Masih ingatkah peristiwa pandemi kemarin yang menyebabkan orang-orang tidak bisa melakukan perkumpulan acara di luar, baik itu sekolah, pekerjaan, organisasi, pesantren, dan lain-lain.

Acara ta’lim Al Qur’an pun harus dihentikan karena pandemi, ini menyababkan orang-orang yang sudah aktif belajar mengaji harus ikut berhenti juga. Ibadah haji dan umroh pun sangat dibatasi, sampai-sampai banyak pihak yang merasa kecewa.

Namun segala peristiwa yang terjadi di dunia ini pasti ada hikmahnya. Berkat peristiwa pandemi juga munculah pemakaian aplikasi zoom untuk keperluan pekerjaan, pertemuan, sekolah, bisnis, dan lain sebagainya.

Bahkan ini juga yang dilakukan tim Metode Azka demi tetap terlaksananya proses belajar tahsin Al Qur’an.

Ngaji online melalui zoom menjadi terobosan sendiri bagi Metode Azka, dapat menjangkau peserta tahsin dari banyak tempat, tidak harus bertemu langsung namun tetap bisa belajar Al Qur’an.

Beberapa peserta Metode Azka ada yang dari Malaysia, Lombok, Bengkulu, Gorontalo, Jakarta, Banten, Semarang, dan masih banyak lagi, bertemu dalam satu kajian penuh berkah di setiap Sabtu malam melalui online meeting via zoom.

Program-program Metode Azka terbagi menjadi dua kelompok yaitu tahsin dasar dan tahsin lanjutan.

Sebelum peseta melaksanakan proses belajar tahsin, masing-masing peserta diminta untuk membacakan surat Al Fatihah dan surat Maryam dari ayat 1-5.

Dari situ akan terlihat kemampuan masing-masing peserta dan nantinya akan dikelompokkan ke dalam kategori tahsin dasar atau lanjutan.

Selain itu Metode Azka juga mengadakan Training of Trainer (TOT) bagi suatu komunitas, dimana nantinya setelah itu para peserta yang sudah ikut kelas belajar tahsin Metode Azka dan lulus ujian bisa mendapatkan sertifikat.

Sehingga nantinya mereka berhak mengajarkan Metode Azka kepada orang lain.

Indahnya komunitas penuh keberkahan, memiliki saudara baru yang saling mengajak pada kebaikan, Insya Allah menjadi sampai di surga kelak.

Semoga Allah berkahi dan limpahi hidup kita dengan berbagai kenikmatan luar biasa bersama Al Qur’an. Amin.

Untuk informasi selanjutnya mengenai pembelajaran Metode Azka, silahkan bisa hubungi admin.

 

Seberapa Penting Mempelajari Tahsin Al Qur’an?

Seberapa Penting Mempelajari Tahsin Al Qur’an?

Sebagian orang menganggap bahwa mempelajari tahsin Al Qur’an adalah hal yang tidak terlalu penting, karena terkadang kita merasa sudah bisa membaca Al Qur’an dengan baik. Padahal kenyataannya tidak selalu seperti itu.

Belajar tahsin Al Qur’an adalah langkah awal yang harus dipelajari oleh umat muslim ketika akan mempelajari ilmu Al Qur’an.

Karena membaca Al Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Oleh karenanya belajar tajwid Al Qur’an bisa menjadi prioritas utama ketika usia anak-anak. Agar ke depannya mereka tidak hanya bisa membaca Al Qur’an melainkan juga bisa memahami makna dan artinya serta yang paling penting adalah mengamalkan apa yang menjadi kandungan dari Al Qur’an itu sendiri.

Ilmu tajwid merupakan salah satu ilmu dari tahsin Al Qur’an. Tahsin dalam bahasa arab mempunyai arti memperbaiki, memperkaya atau menguatkan. Tahsin Al Qur’an merupakan penyempurnaan hal-hal yang berkaitan dengan kesempurnaan lafadz pengucapan huruf-huruf al quran sesuai makhrajul hurufnya dan penyempurnaan dalam pengucapan hukum tajwid.

Hukum belajar tahsin Al Qur’an sebagai disipilin ilmu dalam mempelajari Al Qur’an merupakan fardhu khifayah, sedangkan membaca Al Qur’an sesuai dengan aturan ilmu tajwid adalah fardhu ain.

Siapapun yang sudah mengetahui hukum tajwid dalam Al Qur’an namun ketika membacanya tidak menggunakan kaidah tajwid tersebut, maka hukumnya menjadi dosa.

Oleh karenanya jangan pernah meremehkan dalam mempelajari ilmu tajwid, agar kita bisa membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.

Dengan mempelajari ilmu tahsin Al Qur’an, bisa menjaga lidah kita dari kesalahan-kesalahan ketika membacanya.

Kesalahan dalam membaca Al Qur’an dibagi ke dalam 2 kategori yaitu :

Al Lahnul Jaly merupakan kesalahan yang begitu terlihat jelas di kalangan ahli tajwid. Kesalahan tersebut antara lain perubahan bunyi, perubahan harakat, memanjangkan huruf yang seharusnya pendek atau pun sebaliknya.

Al Lahnul Kofiy yaitu kesalahan kecil yang tidak diketahui, kecuali oleh orang yang tidak mempunyai keahlian khusus dalam penyempurnaan pembacaan Al Qur’an. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain, tidak digunakannya hukum-hukum bacaan, tidak diterapkannya kaidah ghunnah di dalam huruf-huruf yang semestinya menggunakan ghunnah.

Oleh karenanya belajar tahsin Al Qur’an bersama Metode Azka bisa menjadi solusi dalam memperbaiki bacaan Al Qur’an kita.